Jakarta, SinarUpdate.com – Pada 14 November 2025, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto jadwalkan menerima Raja Yordania Abdullah II bin Al‑Hussein dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta.
Kunjungan ini merupakan kunjungan balasan atas lawatan Presiden Prabowo ke Yordania pada April 2025, ketika ia melakukan kunjungan resmi ke Istana Al Husseiniya di Amman dan sambut hangat oleh Raja Abdullah II.
Latar Belakang Hubungan Indonesia–Yordania
Persahabatan pribadi: Prabowo dan Raja Abdullah II memiliki hubungan dekat sejak lama. Keduanya pernah bertemu saat masih berada di militer, dan persahabatan mereka terus berlanjut.
Sejarah diplomatik: Hubungan bilateral Indonesia dan Yordania telah terjalin lama dan terus perkuat.
Hasil Kunjungan Prabowo ke Yordania (April 2025)
Dalam pertemuan di Amman, Presiden Prabowo dan Raja Abdullah II menyepakati beberapa hal penting:
-
Penandatanganan MoU / Nota Kerja Sama
Mereka menyaksikan penandatanganan empat MoU strategis yang mencakup sektor:-
Pertahanan
-
Pertanian
-
Pendidikan & penelitian
-
Urusan agama / wakaf
-
-
Dukungan Kemerdekaan Palestina
Dalam pertemuan bilateral, Prabowo menyatakan dukungan penuh Indonesia terhadap hak rakyat Palestina serta perjuangan mereka untuk kemerdekaan. -
Kerja sama pertanian
Indonesia berminat mempelajari teknologi pertanian dari Yordania yang cukup maju. -
Isu Kemanusiaan Gaza
Salah satu poin pembahasan adalah masalah kemanusiaan di Gaza. Prabowo dan Raja Abdullah II sepakat memperkuat kolaborasi dalam upaya bantuan dan perdamaian. -
Komoditas strategis
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menyebut bahwa Indonesia membeli fosfat dan potas dalam jumlah besar dari Yordania, karena harga yang relatif terjangkau, dan komoditas ini penting untuk pupuk.
Arti Strategis dari Kunjungan Raja Abdullah II ke Indonesia
Kunjungan Raja Yordania ke Indonesia pada 14 November 2025 ini anggap sangat strategis:
- Menandai penguatan hubungan bilateral kedua negara, bukan hanya di tingkat diplomatik tetapi juga di sektor-sektor konkret seperti pertahanan, pertanian, dan pendidikan.
- Menunjukkan kedekatan pribadi antara kedua pemimpin, yang bisa menjadi fondasi kuat dalam kerja sama jangka panjang.
- Memberi momentum untuk memperluas peran Indonesia di isu kemanusiaan internasional, khususnya di Timur Tengah, mengingat dukungan bersama terhadap Palestina.
- Dapat membuka peluang kerja sama ekonomi baru, terutama dalam impor bahan baku strategis seperti fosfat dan potas, sekaligus transfer teknologi pertanian.
Tantangan & Potensi Kedepan
Walaupun banyak potensi positif, ada beberapa tantangan yang perlu waspadai:
- Implementasi MoU: Kesepakatan dalam dokumen formal (MoU) masih harus tindaklanjuti dengan rencana konkret agar hasilnya nyata.
- Kondisi geopolitik Timur Tengah: Isu konflik di Gaza dan kawasan sekitarnya bisa menjadi variabel yang sulit prediksi dalam kerja sama jangka panjang.
- Aspek ekonomi: Untuk kerja sama pertanian dan komoditas, Indonesia dan Yordania perlu memastikan bahwa keuntungan ekonomi juga rasakan rakyat kedua negara, bukan hanya elit.
- Sinyal diplomatik: Kunjungan ini juga bisa lihat sebagai pesan kuat Indonesia di panggung internasional bagaimana plomasi Islam dan plomasi kemanusiaan Indonesia berjalan secara paralel.
Kunjungan Raja Yordania Abdullah II ke Indonesia dan penerimaan oleh Presiden Prabowo Subianto merupakan simbol kedekatan yang mendalam antara kedua negara. Baik secara plomatik maupun personal. Dengan penandatanganan MoU strategis dan penekanan bersama pada isu kemanusiaan (khususnya Palestina). Momen ini bisa jadikan langkah penting untuk mempererat kerjasama masa depan. Namun, kerja sama ini akan benar-benar berhasil jika implementasinya konkret dan berkelanjutan.





