Jakarta, SinarUpdate.com – Resbob, yang belakangan menjadi sorotan karena kasus yang menjeratnya, ketahui berusaha menghilangkan jejak secara cerdik. Sumber kepolisian menyebut, pelaku menitipkan HP-nya ke pacar dan melarikan diri tanpa tujuan pasti, membuat proses pelacakan menjadi lebih sulit. Menurut aparat, tindakan Resbob lakukan untuk menghindari jejak digital yang dapat gunakan untuk melacak keberadaannya. Dengan menitipkan HP kepada pacar, pihak berwenang tidak dapat langsung memantau lokasi atau aktivitasnya melalui perangkat tersebut. Selain itu, pelarian tanpa arah jelas membuat aparat kesulitan menentukan rute pergerakannya. Strategi ini sering gunakan pelaku yang ingin mengaburkan jejak dan menunda proses penangkapan.
Tantangan Bagi Aparat
Kepolisian menilai metode yang digunakan Resbob memperpanjang proses pengejaran. Beberapa tantangan yang hadapi aparat antara lain:
- Kesulitan melacak lokasi digital, karena HP titipkan pada pihak ketiga.
- Tidak ada pola pergerakan yang jelas, sehingga prediksi rute pelarian sulit buat.
- Masyarakat diminta tetap waspada karena pelaku masih dalam status buron.
Pihak kepolisian terus berkoordinasi dengan aparat intelijen dan pihak-pihak terkait untuk mempersempit area pelarian serta mengidentifikasi kemungkinan tempat persembunyian.
Upaya Pencegahan dan Kesadaran Publik
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya mengamankan data dan perangkat digital. Beberapa langkah preventif yang bisa ambil antara lain:
- Selalu verifikasi identitas orang yang percaya untuk memegang perangkat.
- Waspada terhadap individu yang menunjukkan perilaku mencurigakan atau mencoba mengaburkan jejak.
- Melaporkan segera jika melihat aktivitas yang berpotensi kriminal.
Selain itu, aparat menekankan pentingnya dukungan masyarakat dalam memberikan informasi yang akurat untuk membantu penegakan hukum. Kepolisian menegaskan bahwa Resbob akan tetap buru hingga berhasil tangkap. Meskipun pelaku menggunakan berbagai trik untuk menghilangkan jejak, teknologi pelacakan modern dan koordinasi antar-instansi harapkan dapat mempersempit ruang gerak pelarian. Kasus Resbob menunjukkan bahwa strategi pelarian yang cerdik bisa memperlambat penegakan hukum, namun dengan koordinasi yang tepat dan kesadaran masyarakat, aparat tetap optimistis pelaku akan segera tertangkap.
