Home / Berita / China Keluarkan Peringatan Perjalanan Jepang Tanggapi Taiwan

China Keluarkan Peringatan Perjalanan Jepang Tanggapi Taiwan

China Keluarkan Peringatan Perjalanan Jepang Tanggapi Taiwan

Jepang, SinarUpdate.com Ketegangan diplomatik antara Jepang dan China meningkat setelah Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menyampaikan pada 16 November bahwa serangan militer China terhadap Taiwan bisa dianggap sebagai “ancaman eksistensial” bagi Jepang dan bisa membenarkan respons militer Tokyo.
China sangat bereaksi terhadap pernyataan tersebut, menganggapnya sebagai provokasi yang merusak hubungan kedua negara.

Imbauan Perjalanan dari China

Sebagai balasan diplomatik, kedutaan China di Jepang mengeluarkan peringatan pada warganya melalui media sosial (WeChat). Menyerukan agar warga China menunda perjalanan ke Jepang.

Alasan yang dikemukakan antara lain: “suasana pertukaran antar-manusia sangat terganggu” akibat pernyataan provokatif Jepang soal Taiwan, serta risiko keselamatan terhadap warga China di Jepang. China menyatakan bahwa “risiko terhadap keselamatan pribadi dan nyawa warga China di Jepang” meningkat, dan menyebut bahwa pernyataan dari pejabat Jepang telah memperburuk iklim hubungan antar keduanya.

Selain itu, sejumlah maskapai penerbangan China (seperti Air China, China Southern, dan China Eastern) menawarkan pengembalian uang penuh (refund) atau perubahan gratis untuk tiket penerbangan menuju Jepang hingga akhir tahun.

Protes Jepang

Menanggapi imbauan China tersebut, pemerintah Jepang secara resmi menyatakan keberatan. Sekretaris Kabinet Jepang. Minoru Kihara, meminta agar China mengambil “langkah yang tepat” dan menegaskan pentingnya “komunikasi berlapis” antara kedua negara karena perbedaan pandangan.
Jepang mendesak agar China menjaga stabilitas dalam hubungan bilateral dan menghormati pertukaran antar-warga.

Selain itu, Jepang memanggil wakil misi kedutaan China di Tokyo (deputi duta besar) dan menyampaikan agar “langkah-langkah tepat” diambil untuk meredakan ketegangan.

Aspek Keamanan & Strategi

Pernyataan Takaichi dianggap sangat tajam, karena melampaui pendekatan “ambigu strategis” yang selama ini dipegang banyak pemimpin Jepang — yaitu tidak secara eksplisit menyatakan apakah Jepang akan menggunakan kekuatan militer jika Taiwan diserang. Takaichi sendiri menegaskan bahwa komentarnya “sejalan” dengan kebijakan Jepang yang sudah ada, meskipun ia menyatakan akan lebih berhati-hati dalam referensi skenario di masa depan.

Di sisi lain, China menuduh komentarnya sebagai intervensi dalam urusan internal dan menekankan prinsip “Satu China” sebagai dasar sikap mereka terhadap Taiwan. scmp.com

Dampak Pariwisata dan Ekonomi

Imbauan perjalanan ini bisa berdampak signifikan karena wisatawan China merupakan bagian penting dari sektor pariwisata Jepang. 
Langkah maskapai China memberikan refund juga menandai potensi penurunan kunjungan wisatawan dari China. Yang dapat memengaruhi pendapatan pariwisata Jepang.

Analisis Diplomatik

  1. Taktik Tekanan Diplomatik
    Imbauan perjalanan adalah salah satu alat diplomasi non-militer yang cukup efektif: dengan menyoroti risiko keamanan. China memprotes pernyataan Jepang tanpa harus langsung menghadapi konfrontasi militer.
  2. Risiko Eskalasi
    Bila dibiarkan berkepanjangan, ketegangan ini bisa merusak hubungan bilateral dalam bidang pariwisata, ekonomi, dan pertukaran budaya. Jepang khawatir bahwa retorika keras dapat meningkat menjadi ancaman nyata dalam konteks regional Asia Timur.
  3. Perlunya Komunikasi Lanjutan
    Jepang menekankan perlunya dialog tingkat tinggi agar perbedaan pandangan (terutama soal Taiwan) tidak merembet menjadi krisis yang lebih besar.

Protes Jepang terhadap imbauan perjalanan China adalah cerminan dari ketegangan diplomatik yang meningkat seputar isu Taiwan. Langkah China menasihati warganya untuk menahan diri dari perjalanan ke Jepang menunjukkan bahwa Beijing menggunakan instrumen non-militer untuk menyampaikan ketidakpuasan atas pernyataan Tokyo. Sementara itu, Jepang mencari cara meredam ketegangan dan menjaga stabilitas hubungan bilateral. Terutama dalam ranah pariwisata dan komunikasi antar-negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *